Libur telah tiba! Time to traveling!
|
Gb. Memasuki Kota Wonosari yang asri dan bersih |
Untuk kesekian kalinya kita liburan ke pantai. Dan kali ini, pilihan kita adalah pantai di Gunungkidul. Kita ke sana hari Jum'at, 5 Juli 2013 yang lalu. Tujuan utamanya adalah Pantai Indrayanti, tapi bila ada waktu kita akan menyusuri pantai lainnya.
|
Gb. Pantai Indrayanti yang cantik. |
Walaupun sudah berkali - kali, berlibur di pantai di Gunungkidul tidak akan pernah ada bosannya. Satu hari tak akan cukup untuk menyusuri seluruh pantainya. Belum wisata lainnya.
Kita menginap di Jogja pada malam harinya dan berangkat Jum'at pagi jam 08.00 menuju Wonosari. perjalanan dari Kota Jogjakarta menuju Indrayanti sekitar dua jam. Sengaja kita berangkat pagi agar di jalan tidak macet. Sudah umum kalau liburan sekolah, Jogjakarta selalu macet!
Perjalanan melalui ringroad utara, kemudian menuju jalan Solo ke arah Prambanan. Sampai sekitar Berbah, kita belok kanan lewat Piyungan menuju Wonosari. Jalan masih sepi, sehingga perjalanan lancar. Setelah memasuki Kota Wonosari, perjalanan dilanjutkan menuju pantai. Sepanjang jalan yang tampak adalah hutan jati dan pegunungan kapur yang tandus, walaupun di sana - sini sudah mulai menghijau. Beberapa kebun singkong dan cabe juga terlihat di sepanjang jalan. Mendekati wilayah pantai, tampak beberapa penjual belalang di pinggir - pinggir jalan. Yup! Belalang. Ada yang mentah, ada yang sudah digoreng. He...he..he... gak berani mencoba. Karenanya kita tidak berhenti di sini. Kita hanya berhenti sebentar untuk membeli sawo. Banyak penjual sawo di pinggir jalan. Sekilo ditawarkan limabelas ribu rupiah. Tapi bisa ditawar kok. Akhirnya dapat sepuluh ribu rupuah sekilonya. Lumayanlah untuk camilan di jalan.
|
Gb. Klamud yang besar dan segar. |
Akhirnya.... sampailah kita ke pantai Indrayanti. Oops! Walaupun masih terlihat indah, pantai Indrayanti sudah ramai sekali. Tahun 2010 terakhir aku ke sana, masih sepi. Hanya ada beberapa penjual kelapa muda dan jajanan. Sekarang sudah dipenuhi rumah makan dan bahkan penginapan. Suasananya sudah ramai sekali. Tak apalah...
Pantai Indrayanti seperti pantai - pantai lainnya di Gunungkidul memiliki garis pantai yang lebar dengan pasir putihnya yang berasal dari koral dan karang. Perpaduan yang sempurna antara pantai dengan pegunungan di sekitarnya, menciptakan pemandangan yang fantastik. Masya Allah! Allahu Akbar. Sungguh, segala yang diciptakan Allah itu pasti indah.
|
Gb. Tempat yang menyenangkan untuk anak - anak
bermain air dan mencari binatang laut. |
Untuk anak - anak, di sepanjang pantai terdapat daerah yang dangkal yang di bawahnya terdapat karang dan airnya sangat jernih. Karang yang ditumbuhi lumut dan rumput laut ini menjadi tempat persembunyian biota laut yang menakjubkan. Banyak sekali bintang laut berjalan - jalan di atara karang. Ikan - ikan kecil beraneka warna dan kelomang yang selalu jadi incaran anak - anak. Siput laut, gurita keci, gonggong dan lain sebagainya. Anak - anak mencari ikan menggunakan jaring yang banyak dijual di sini. Untuk ukuran kecil Rp 5000,- dan yang agak besar Rp 7000,-. Untuk wadahnya bisa membeli kantong plastik ukuran tiga kiloan dengan harga seribu rupiah setiap enam biji. Kalau sudah asyik mencari ikan, biasanya anak - anak jadi lupa waktu.Tapi hati - hati dengan binatang bulu babi yang juga banyak terdapat di sini. Kalau terkena, kulit akan terasa gatal dan perih.
|
Gb. Payung bagi yang takut gosong. :p |
Bagi yang tidak suka berpanas - panasan, bisa menyewa payung dan tikar seharga Rp 20.000,-. Bisa digunakan untuk sekedar duduk - duduk atau tiduran menikmati angin pantai. Bila haus, banyak penjual kelapa muda di sini. Harganya delapan ribu rupiah sebuahnya, tapi dengan ukuran yang cukup besar. Cukuplah untuk menghilangkan haus.
Puas di pantai Indrayanti, kita bisa berpindah ke pantai lainnya. Pantai yang sudah lebih dulu dikenal yang merupakan satu garis pantai dengan Indrayanti adalah Baron, Kukup dan Krakal. Dari Indrayanti kita ke Krakal untuk shalat Jum'at. di sini ada masjid yang biasa digunakan untuk shalat Jum'at. Habis shalat Jum'at kita makan siang dulu. Banyak rumah makan yang menyediakan masakan seafood dengan harga relatif terjangkau di sini. Liburan kali ini, aku memilih makan dengan membawa bekal dari rumah. Jadilah kita makan siang dengan bekal yang kita bawa dari rumah berupa nasi, ayam goreng dan sayur oseng dan menggelar tikar di pantai. (mengingatkan pada acara piknik jadul. he... he.. he..).
|
Gb. Berkendaraan menyusuri pantai Krakal |
Di Krakal, angin pantainya sangat kencang. Udaranya juga panas. Untuk menyusuri pantai, kita bisa menyewa mobil kecil dengan tarif Rp 25.000,- setiap tigapuluh menit. Kendaraan yang mirip mobil golf ini akan membawa kita menyusuri pantai tanpa takut kepanasan dan lelah. Di pantai Krakal nyaris tidak ada peneduh. pantainya sangat terbuka, sehingga pada siang hari sangat panas.
Dari Krakal kita menuju ke pantai Kukup. Di sini anak - anak melanjutkan bermain air dan mencari binatang laut sampai sore. Waktu yang tepat untuk mencari binatang laut ini pada pagi atau sore hari. Saat siang, mereka bersembunyi di balik batu - batu karang karena panas matahari. Sayang sekali, Kukup, Baron dan Krakal saat ini terlihat sangat kotor dan kumuh. kesan kurang terawat sangat terasa sekali. Sampah berserakan di mana - mana.
|
Gb. Adek Menangkap Bintang Laut di Kukup. |
Bila malas mencari sendiri, di Kukup ada penjual ikan hias air laut yang akan menawarkan pada kita dengan harga murah. Ikan Discus Napoleon yang imut berwarna biru kuning sebesar sepuluh senti hanya Rp 15.000,-. Ada juga buntel duren yang bila menggembung akan menampakkan duru - duri di sekujur tubuhnya. Ada juga belut laut yang berwarna hitam atau belang - belang atau warna putih tutul - tutul hitam. Bentuknya mirip ular. Ada juga binatang - binatang laut lainnya yang lucu dan imut. Rata - rata ikan dihargai lima ribu rupiah per ekor. Adek sempat merengek minta dibelikan. Tapi, siapa yang akan merawatnya? Kasihan ikan - ikan itu kalau akhirnya hanya dibeli untuk mati. Akhirnya cukup puas hanya melihat dan memegang - megang saja. Binatang laut yang berhasil ditangkapnya di pantai, juga dilepas kembali sebelum pulang, kecuali kelomang yang mudah dipelihara. Alkhamdulillah...
|
Gb. Bintang Laut yang banyak dijumpai di pantai |
|
Gb. Penjual ikan hias yang banyak dirubung anak - anak |
|
Gb. Gurita kecil yang banyak ditemukan di lubang - lubang karang |
|
Gb. Ikan buntel duren dan ikan - ikan hias lainnya |
|
Gb. Dua ikan karang menempel pada bulu babi |
|
Gb. Penjual Kelomang dan kandangnya (Rp 1000,-/5 ekor) |
|
Gb. Udang goreng (Rp 50.000,-/kg) |
|
Gb. Keripik Rumput Laut (Rp 5000,-/250gr) |
|
Gb. Ikan Kakap goreng (Rp 25.000/kg) |
|
Gb. Penjual Souvenir (Kaos, kerajinan) |
Untuk ibu - ibu, bisa menunggu anak - anak bermain sambil membeli oleh - oleh. Beberapa oleh - oleh yang bisa dibawa pulang adalah ikan laut. Bisa mentah atau sudah digoreng. Ada udang, lobster, ikan kakap, tongkol, teri, dan sebagainya. Yang paling banyak adalah udang goreng dan rempeyek teri. Ada juga keripik rumput laut. Lumayan untuk camilan. Dan kalau ke Kukup, jangan lupa beli pisang ambon yang khas di sana. Buahnya besar dan manis. Pisang yang ditanam dai daerah kapur. Manisnya khas. Ada juga souvenir berupa kerajinan kerang dan kaos yang murah meriah. Kaos ukuran besar (L, XL) dengan bahan cukup halus dan tebal hanya tigapuluh ribuan. Setelan anak - anak Rp 25,000,- an saja. Boleh ditawar.
|
Gb. Kukup, mengingatkan pada Tanah Lot di Bali |
Selain Baron, Kukup, Krakal dan Indrayanti, sebenarnya masih ada beberapa pantai yang sayang untuk dilewatkan, yaitu pantai Sundak, Pok Tunggal dan Siung yang masih asli dan sangat indah. Tapi Lokasi pantai ini sangan jauh dan "tersembunyi". Jalan ke sana cukup sulit, sehingga cukup melelahkan untuk anak - anak. Lagipula hari sudah cukup sore. Pantai _ pantai itu pernah kukunjungi beberapa tahun yang lalu. Eksotis dan romantis, apalagi bila menjelang matahari terbenam. Saat itu masih sepi, entah kali ini. Entar kucari dulu foto - fotonya ya, kalau ketemu aku cerita tentang pantai - pantai itu. Yang aku ingat, di Pok Tunggal ada sebatang pohon yang sangat dijaga oleh masyarakat setempat. Mereka menyebutnya pohon duras. Jangan memanjatnya, atau kita akan kena teguran masyarakat. Di bawah pohon itu sering digunakan untuk pemotretan iklan atau lainnya, karena memang sangat menawan dengan latar belakang pantai berpasir putih dan laut serta langit yang walaupun sama - sama bitu, tapi biru yang berbeda.
Melihat pantai - pantai itu, tak salah kalau dikatakan bahwa Gunungkidul memang gudangnya pantai yang indah dan menakjubkan. Hanya bagaimana pemerintah dan masyarakat setempat mampu mengelola dan menjaganya supaya tetap indah dan tetap menarik untuk dikunjungi.
Ah.... Indonesia itu cantik!