Sunday, May 6, 2012

PETUALANGAN BERSAMA SAHABAT




Karya : Salsabilla Hanna Zakiyah
Kelas : IVB
Sekolah : SDIT Permata Hati Banjarnegara
                             
Gb. Penghiburku, yang salah satu keinginannya
adalah menjadi penulis. Semoga terkabul, Nak.
 Sekarang,hari pertama liburan semester Tara, Indri, Irvan, Dodo dan Ica, si lima sahabat mereka merencanakan berpetualang dihutan belakang Sungai Njongglo.Tetapi,Indri takut.Indri adalah anak penakut.Hanya mendengar orang berkata “Hantu” saja Indri sudah menjerit-jerit karena saking takutnya.Sebaliknya,Tara adalah anak yang sangat berani.Walaupun Tara perempuan,ia berkata “Aku anak perempuan yang pemberani.Bagiku,yang namanya hantu itu tak ada!”katanya.Lalu,Irvan adalah anak laki-laki.Dia terlahir dari keluarga yang kaya,namun tidak sombong.Dia sedikit berani.Dodo,anak paling gendut diantara semuanya.Jika berpergian,pasti yang diandalkan adalah makanan.Jika Ica,dialah anak yang cerdas,berani,dan terampil.Dia selau persiapan.Walaupun dia terkadang sedikit pelupa.
Suatu hari...
“Hei,kapan kita mulai?Aku sudah tak sabar,”Tara mengawali pembicaraan saat mereka berlima berkumpul di Taman Indah.
“Bagaimana kalau besok?Kita kumpul di dekat sungai Jongglo sekitar jam 10.35 saja.Persiapannya yang lengkap,”jelas Ica.Indri hanya diam sambil menahan takut.
“Benar juga.Yang paling penting adalah kompas!Tanpa kompas,kita pasti akan tersesat,”kata Irvan.Semuanya mengangguk setuju dengan santai kecuali Indri.
  “Indri,bagaimana dengan kamu?”tanya Ica pada Indri.Dengan takut-takut,Indri mengangguk.
  “Hei, bukankah yang paling penting dibawa adalah makanan? Nyam...Ini enak. Kalian mau?”tawar Dodo sambil menjulurkan tangannya yang membawa sekotak getuk goreng. Semuanya mengangguk lalu mengambil. Tak lupa berterima kasih.
  Setelah mereka semua selesai berkumpul,mereka pulang kerumah masing-masing dengan perasaan yang mereka alami sendiri.
Dirumah Tara...
“Ayah,ibu,izinkan aku ya,untuk berpetualang bersama teman-teman dihutan belakang sungai Jongglo,ya?Aku ingin ikut.Boleh tidak?”pinta Tara pada kedua orangtuanya.Ayah dan ibu Tara tersenyum sambil menatap Tara.
 “Tentu boleh,Tara.Karena dirimu menyukai petualangan.Dan jangan lupa,bawa bekal yang banyak,tenda,pakaian,payung,dan kompas.Serta teropong,”jelas ayah Tara.Ibunya mengangguk.Dan berjanji akan membuatkan Tara bekal yang sehat.
 Dikamar, Tara menyiapkan barang-barang yang akan Ia bawa besok.Ia menggunakan tas besar bewarna hitam dan bertuliskan “S”.Pertama-tama,Tara meletakkan beberapa pakaian,kedua,ia meletakkan jas hujannya yang bewarna biru tua dan juga penerang,ketiga,ia nanti akan meletakkan bekal-bekalnya.
 Di tas bagian depan,Ia meletakkan teropong dan kompas serta alat tulis.Ia juga diberikan sedikit uang oleh Ayah dan Ibu Tara.Dan ia letakkan di tas bagian depan itu juga.
   “Tara,sudah mandi?Kalau belum,cepat mandi.Bibi akan menyiapkan sup sayur dan air putih,”tiba-tiba,ada yang mengagetkan Tara dari bawah.Suara itu seperti suara ibu.
   “Baiklah!Aku akan mandi sekarang,”jawab Tara.
     Setelah Tara selesai mandi,Ia segera turun kebawah untuk makan malam.Saat makan malam,Tara terlihat lahap.Sepertinya,Tara lapar.
     Setelah makan malam,Ia segera ke kamarnya.Sebelumnya,Ia meminta ibunya untuk membuatkan makanan untuk bekal besok saat berpetualang secepat mungkin.
   “Baiklah,Tara.Ibu janji.Kamu tidur saja,agar besok tidak bangun siang,”ujar ibunya.
   “Baiklah,bu.Selamat malam!”teriak Tara saat akan ke kamarnya.
Kukuruyuukk...Kukuruyuukk...
 Ayam Jago membangunkan Tara dari tidur lelapnya.Ia bangun dengan rasa senang.Karena,Ia akan berpetualang bersama sahabat-sahabatnya.
   “Ah,aku belum menyiapkan tenda.Aku akan membawa dua selimut tebal,bantal,dan guling.Bekalnya!Ibu...Bekalnya sudah siap?”kata Tara.
   “Tentu sudah,Tara.Sekarang,lebih baik kau mandi lalu menyiapkan apa yang belum kau siapkan,”ujar ibu.
   “Baiklah,ibu!”
   Setelah Tara mandi, ia sarapan dengan Nasi Goreng. Lalu menyiapkan tenda,  bantal, guling dan bekal-bekalnya yang belum ia letakkan didalam tas.Ia sepertinya sudah tidak sabar karena Tara selalu tersenyum.
   Sudah jam 10.35.Ia diantarkan ayahnya ke sungai Njongglo.Setelah sampai disana,Tara melihat Ica, Irvan, Dodo dan Indri. Seperti biasa,Dodo sibuk dengan makanannya.
   “Hai, sudah kumpul semua?Diperbolehkan tidak?”Tara mengawali pembicaraan.
   “BOLEH DONG!!!” ujar mereka keras sekali.
   “Wah...Kalau begitu, kita mulai saja, sekarang!” ucap Tara.
   “Baiklah.AYAH,IBU KAMI BERANGKAT!!!” teriak mereka semua keras sekali pada orangtua mereka masing-masing.Orangtua mereka tersenyum dengan bahagia.
 Mereka pun memasuki hutan itu.Indri sepertinya ketakutan.Tetapi,Ica menyemangatinya.Hutannya terlihat gelap sekali.Mereka pun mengeluarkan penerang masing-masing.
Saat di hutan...
   “Aduh!”teriak Ica saat sedang berjalan menyusuri hutan bersama teman-temannya.
   “Ica,ada apa denganmu?”ujar Indri cemas.
   “Kakiku sakit sekali.Sepertinya aku menginjak sesuatu.Perih sekali...,”jawab Ica lemas.Indri segera melihat telapak kaki Ica.Ternyata,Ica menginjak duri pohon Dinamit!
   “Ica,kau...kau menginjak duri pohon dinamit!”ucap Irvan.
   “Duri pohon dinamit?!Itu beracun!Untunglah,aku membawa kotak darurat di dalam tasku.Dodo,bisa tolong ambilkan?”pinta Ica kepada Dodo yang selalu makan adri tadi.
   “Um...Nyam Nyam...Baiklah,”kata Dodo sambil mengunyah makanannya.
   “Ini.Habis nih,makananku.Makan nanti saja,deh,”ujar Dodo.
Lalu,Tara mencabut duri itu.Dan,berhasil.Indri mengobati luka Ica menggunakan obat merah.Lalu,Ia perban kecil.Irvan mengeluarkan kompasnya yang bewarna kuning tua. Dodo hanya khawatir sambil duduk diatas batu.
Gludak Gludak! Bruumm...!!!
Terdengar suara aneh seperti raksasa berjalan.Untunglah,luka Ica sudah dibalut.Indri mulai takut.Tara kaget.Begitupun Ica,Irvan,dan Dodo.
 “Aduhhh...Bagaimana ini?Tamatlah kita,”ujar Dodo panik.
 “Husss...Jangan mudah menyerah!”semangat Tara.
 “Lebih baik,kita berjalan ke arah kanan saja.Agar bunyi itu tidak mengejar kita.Lalu,kita beristirahat sebentar di tanah itu,”saran Ica sambil menunjuk tanah lapang yang luas dan kosong di hutan.Semuanya menyetujui.Lalu,mereka mulai berjalan.
Setelah sampai,mereka beristirahat.Mereka memakan bekal mereka.Mereka makan dengan lahap.Terutama Dodo.
 Setelah mereka beristirahat,mereka melanjutkan petualangan.Sekarang,hari sudah mulai gelap.Ica,Dodo,dan Irvan mengeluarkan lampu minyak.Irvan dan Ica membawa dua lampu minyak.Mereka berdua memberikan salah satu lampu minyak mereka kepada Indri dan Tara.Indri dan Tara juga mengeluarkan penerang.
   “Gelap sekali.Eh,aku melihat tanah kosong!Kita dirikan tenda disitu saja!”usul Tara.Semuanya menyetujui.Lalu,mereka mendirikan tenda di tanah kosong.Irvan membawa tenda berukuran sedang untuk berdua dengan Dodo.Tara yang membawa tenda dengan ukuran besar juga untuk bertiga dengan Indri dan Ica.Setelah membangun tenda,mereka mencari kayu bakar untuk menyalakan api unggun.Setelah mengumpulkan kayu bakar cukup banyak,mereka menyalakan api unggun.Tetapi,tidak ada yang membawa penyala api.
   “Mengapa tak ada yang membawa? Oh,ya! Seperti yang di ajarkan di pelajaran IPA, kita menggesek-gesekan satu batu dengan batu lain yang berukuran sama. Lalu, batu itu akan menghasilkan percikan api,”terang Ica.
   “Betul juga. Ayo,lakukan,”ajak Tara.Semuanya mengangguk.
Semuanya sudah siap. Kini hari sudah sangat gelap. Untunglah tidak hujan. Malam ini terlihat cerah karena adanya sinar bulan purnama yang terang. Serta api unggun yang dihasilkan Tara dan sahabat-sahabatnya sendiri.
   “Irvan,jam berapa sekarang?”tanya Dodo pada Irvan.
   “Aduh,jam setengah tujuh malam!Teman-teman,ayo shalat maghrib!”ajak Irvan pada sahabat-sahabatnya.
   “Ayo.Indri,kau membawa rukuh dan sajadah?”tanya Tara pada Indri.Indri mengangguk.Lalu,mereka shalat maghrib bergantian.Cara menentukan kiblatnya dengan kompas kiblat yang Ica bawa.
Setelah shalat maghrib...
   “Hoahhh...Aku mengantuk dan ingin tidur.Bagaimana kalau kita tidur sekarang saja?”ujar Dodo.Irvan ikut menguap.
   “Iya...,”kata Irvan.Ica dan Tara masih asyik mengobrol didekat api unggun.Indri mendekati mereka.
   “Ca,Ra,tidur,yuk.Aku mengantuk,”kata Indri.
   “Aduh...Aku juga.Yuk,tidur!”ajak Tara.Mereka mengangguk.
    Kukuruyuk...
   Terdengar suara ayam jantan membangunkan mereka semua.Mereka bangun sambil mengusap-usap mata.Mereka berharap,tidak ada kejadian apapun pada tadi malam.Mereka pun keluar dari tenda...
   “HAH?!”teriak Tara saat keluar dari tenda.Semuanya kaget bukan kepalang karena Tara teriak keras sekali.
  “Ada apa? Pagi-pagi kan,seharusnya tersenyum bahagia.Tapi,kenapa kamu teriak?”tanya Ica penasaran.
   “Lihat, kawan!”pinta Tara. Semuanya pun keluar dari tenda dengan langkah biasa.Setelah melihat keadaan,mereka pun berdiri tegap dan kaget seperti kijang melompati genangan lumpur.
   ”Astaghfirullahal’adzim!”teriak mereka.
   Ternyata,keadaan berubah! Kemarin sore yang keadaan masih baik-baik saja,sekarang menjadi hancur.Api unggun padam dengan sendirinya, kayu bakar berserakan, bahkan,ada beberapa pohon yang rindang disekitar mereka tumbang. Bahkan tenda Irvan pun juga sedikit robek!
   “Sebenarnya apa yang terjadi?”tanya Tara.Semuanya menggelang keras.Indri mulai ketakutan.
   “Aduh...Kalau begitu, lebih baik kita berkemas saja. Dan segera kembali!”perintah Tara.Semuanya mengangguk lalu mereka semua berkemas.
   “Sudah semua.kan?”tanya Dodo.
   “Sudah.Mari kita pulang.Hei,ada yang membawa kompas?”tanya Irvan.
   “Aku membawa.Sebentar...Ah,ini!”kata Tara sambil menjulurkan kompasnya kepada Irvan.
    “Tunggu.Irvan,bukankah kau membawa kompas?”tanya Ica keheranan.
    “Benar.Tetapi,kompasku rusak karea kejadian aneh itu,”jawab Irvan.
    “Ya,sudah. Mari kita lanjutkan perjalanan,”ajak Ica.Semua menuruti.
     Saat mereka berada ditengah perjalanan,ada bunyi yang sangat aneh.Suaranya seperti auman singa. Saat Tara dan Indri menoleh kesebelah kiri,mereka berdua melihat singa! Mereka berdua kaget dan memberi tahu kepada yang lainnya.
       “Teman-teman,ada singa disebelah kiri kalian! Kini aku tak bercanda!Lariii...!!!”teriak Tara disertai berlari bersama sahabat-sahabatnya itu dengan nafas terengah-engah. Ternyata,singa itu mengejar mereka!
       “Aduhhh...Kita akan berlari ke arah mana?”tanya Dodo kebingungan saat melihat dua gua dengan jalur berbeda.Sebentar lagi,singa itu sepertinya akan menggigit salah satu diantara mereka. Indri rasanya ingin berteriak kencang sekali.
       “Aku tidak akan berteriak,Tara. Tenggorokanku terasa sakit karena memakan permen pahit tadi malam,”kata Indri sambil memegangi tenggorokannya.
      “Kita berlari ke arah kanan saja.Ayo!”teriak Dodo.Mereka semua mengikuti arah yang Dodo maksud.Setelah lari cukup jauh,mereka merasa singa itu tak mengejar mereka lagi. Mereka sangat senang. Tiba-tiba,Tara melihat sungai yang mirip seperti sungai Jongglo. Tara menjerit kegirangan.
      “Kawan-kawanku,sungai Jongglo didepan mata! Berlarilah segera ke arah  sungai itu!”perintah Tara. Semua sangat senang.Lalu,berlari dan berlari kencang ke arah sungai yang dinanti itu.
      Akhirnya, mereka sampai kembali di sungai Jongglo.Mereka  berjanji akan mengingat petualanagan satu hari itu.Mereka pun kembali ke rumah masing-masing.Tara pun juga.Ia menceritakan pengalamannya saat berpetualang menyusuri sebagian hutan.
     Wah,petualangan bersama sahabat memang seru dan menyenangkan sekali! Bahkan, ketakutan Indri sudah mulai menghilang karena petualangan bersama sahabat!


=SELESAI=

Banjarnegara, 25 Mei 2011

Saturday, May 5, 2012

BEKERJALAH SEOLAH ALLAH MELIHATMU

       Sesuai perencanaan yang sudah dibuat, tahun ini ada enam pengadaan barang dan jasa berupa pembangunan fisik gedung Puskesmas dan Poskesdes yang harus dilaksanakan. Tiga diantaranya bernilai di bawah seratus juta, sehingga aku sebagai PPKom (Pejabat Pembuat Komitmen) bisa menunjuk langsung rekanan yang akan mengerjakan. Berdasar masukan dari PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan staff teknis lainnya, akhirnya kuputuskan untuk menunjuk tiga orang rekanan yang pernah bekerjasama dengan kita dengan alasan pekerjaan yang dihasilkan lebih baik dan tepat waktu. Mereka bertiga juga merupakan rekanan yang kooperatif dan bisa diajak bekerjasama dalam arti untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, bukan untuk kong kalikong yang berkonotasi negatif.
       Akhirnya dibantu PPTK, kubuat surat kepada KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah berdiskusi dengan KPA, salah satunya mengenai kemungkinan bahwa kita akan mengahadapi keruwetan karena "mafia" pengadaan, akhirnya KPA menyetujui usulku. beliau mencatatnya dan akan melaporkannya pada Bupati. Aku diminta menunggu. Siang harinya aku mendapat telpon dari KPA bahwa Bupati sudah dilapori dan beliau setuju. Pagi hari selanjutnya aku pastikan lagi mengenai hal tersebut dan KPA menyatakan pekerjaan bisa dimulai.
       Akhirnya, aku minta PPTK untuk menghubungi calon rekanan agar segera menyiapkan diri bila mereka sanggup menerima pekerjaan tersebut. Dimulai dengan pemeriksaan dokumen sampai penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja. 
       Belum juga kegiatan dimulai, yang aku khawatirkan terjadi. Dua rekanan yang ditunjuk ragu - ragu untuk menerima pekerjaan tersebut. Salah satu alasannya karena tidak enak dengan rekan pemborong lainnya, karena pekerjaan tersebut "bukan jatahnya" dan merupakan "jatah" orang lain. Yang membagi - bagi adalah sesuatu yang mereka sebut assosiasi, tapi aku lebih suka menyebutnya mafia. 
       Walaupun ini sudah menjadi rahasia umum, tak urung keningku berkerut  juga mendengarnya. Ini selalu terjadi. Seseorang yang selalu disebut - sebut sebagai calo dan tukang membagi - bagi jatah pekerjaan pada para pemborong. Tak usah kusebut namanya, semua orang sudah tahu. Memang pekerjaan siapa kok ada orang lain yang seenaknya membagi - bagi jatah ke pemborong. Membawa - bawa nama Bupati lagi. Benar - benar tidak jantan!
       Bertahun - tahun memang proyek fisik selalu jadi bancakan. Akhirnya mutu juga yang dikorbankan. Banyak pemborong yang sebenarnya tak layak mendapat pekerjaan, tapi karena alasan "menghidupi" pengusaha lokal diberi juga. Hasilnya bisa dilihat, pekerjaan yang selalu terlambat, tidak sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan dan akhirnya selalu berakhir dengan temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kalau sudah begini, PPKom dan staff teknis yang harus menyelesaikan, sementara pihak lain yang menyebabkan ini terjadi selalu terjadi cuci tangan. Kalau semua pemborong itu mau diakomodasi, harusnya mereka diminta untuk memperbaiki diri, bukan meminta - minta proyek dengan cara - cara tak jujur seperti itu.
       Aku bisa mengerti ketidakenakan rekanan yang kutunjuk dan aku tak mungkin memaksa mereka menerima pekerjaan itu kalau itu akan berimbas pada kelangsungan usaha mereka. Bagaimanapun, kalau sudah menyangkut uang, maka pepatah "Homo homini lupus" harus kuakui kebenarannya. Bagaimanapun, manusia itu serigala buat manusia lainnya. Ibaratnya lokomotif, aku harus mempertimbangkan apakah kenekadanku akan berimbas pada kehancuran gerbong yang kubawa atau tidak. Bila iya, maka aku harus berkompromi tanpa harus menyerah begitu saja. 
Gb. Selalu saja ada yang salah!
       Okay, aku harus mengikuti sistem dari rezim yang sering dihujat sebagai rezim busuk ini. Aku tak akan menghujat atau mencela. Aku hanya berpikir, mengapa orang - orang itu bekerja seolah - olah Tuhan tidak mengawasi mereka? Seolah - olah mereka tidak akan mati dan akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya. Percayalah, ALLAH MELIHAT DAN MENGAWASI KITA SETIAP SAAT. Bahkan tak ada sehelai daunpun yang jatuh tanpa seijin dan sepengetahuannya. 
       Akhirnya aku hanya bisa memohon melalui do'a - do'aku "Ya Allah, berilah cahaya dalam setiap kehidupanku. Jadilah Engkau satu - satunya penolongku dan tetapkanlah hatiku pada iman ikhsanku kepadaMu, dan jadikanlah aku termasuk golongan hambaMu yang shalih. Aamiin". Aku mungkin terlalu idealis, tapi aku bersyukur masih diberi idealisme dan ini akan kupertahankan. Aku hanya bisa memetik pelajaran dan hikmah setiap peristiwa, disamping agar aku selalu berhati - hati dan teliti dalam setiap pekerjaan, juga aku belajar untuk tahu KAPAN AKU BISA TERUS DAN KAPAN HARUS BERHENTI. Kadang bahkan harus mundur selangkah untuk maju lebih cepat. Percaya bahwa Allah akan menolong selama niat kita bekerja hanya untuk beribadah kepada Allah. Alkhamdulillah aku masih diberi keyakinan dan kesadaran bahwa Allah selalu melihat apa yang kulakukan. Semoga sampai akhir hayat. Aamiin. Insya Allah.
       

Sunday, April 15, 2012

INIKAH TUJUAN PENDIDIKAN KITA?

          Seperti biasa, hari libur aku ingin bersantai. Setelah memasak dan mandi, aku duduk - duduk menemani anakku nonton televisi. Acaranya film serial Doraemon. Walaupun menurutku tak begitu mendidik, dengan pendampingan yang tepat, Insya Allah serial itu cukuplah hanya sekedar menjadi hiburan keluarga.
          Sedang asyik nonton televisi, datanglah adik ipar yang seorang guru sekolah menengah atas. Tanpa babibu dia langsung duduk dan mengeluhkan tentang persiapan Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA yang akan segera dilaksanakan. Dia mengeluhkan tentang tata tertib pengawasan UAN yang menurutnya janggal. Dia yang masih memiliki sedikit idealisme sebagai seorang guru tidak bisa menerima bahwa pengawasan yang ketat saat pelaksanaan UAN justru dipermasalahkan saat rapat persiapan. Para guru yang menjadi pengawas UAN diminta agar tidak terlalu ketat dalam pengawasannya agar bisa "membantu" siswa. Lho??!!!
        Aku yang bukan guru hanya bisa mengerenyitkan dahi mendengar berita yang dibawanya. Bukankah itu berarti, secara tidak langsung para pengawas diminta untuk "memberi peluang" bagi para peserta ujian untuk melakukan hal - hal yang "memudahkan" pengerjaan soal? Nyontek misalnya. Dia hanya mengangguk. 
          Aku hanya bisa mengelus dada sambil bergidik. Mau jadi apa generasi mendatang kalau sejak dini sudah diajarkan cara - cara tidak jujur semacam itu? Para guru diminta memberi "kemudahan" bagi pelaksanaan ujian, bahkan bila perlu mencari bocoran jawaban untuk diberikan pada para siswa peserta ujian. Tujuannya apalagi kalau bukan memaksimalkan angka kelulusan. Bila perlu lulus 100% dengan nilai tinggi dan mendapat ranking peringkat regional bahkan nasional, bagaimanapun caranya. 
        Dalam UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara", dan "Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggungjawab, serta berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Dengan kata lain, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk mindset positif, karakter yang baik, dalam rangka mendukung terbentuknya budaya yang dapat dibanggakan.
          Dengan upaya yang dilakukan pihak sekolah seperti itu, apakah tujuan pendidikan akan tercapai? Tidak salah kalau generasi yang terbentuk juga menjadi generasi instant yang santai, serba ingin hasil cepat, kurang menghargai proses dan jauh dari akhlak mulia. Wallahu'alam. 
       Walaupun tidak seluruhnya, tapi berbagai kejadian yang kita lihat sehari - hari cukup menunjukkan hal tersebut. Perkelahian pelajar, membolos, berbohong, pergaulan bebas (yang ditunjukkan dengan meningkatnya siswi hamil di luar nikah), sikap hedonis dengan jor - joran terhadap sesuatu yang bersifat kebendaan, dan lain -lain masih banyak lagi. 
       Selain guru, orang tua juga sering ikut memperparah dalam pembentukan karakter ini. Memanjakan anak dengan barang - barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan hanya dengan alasan kasihan, nanti anak minder karena tidak memiliki benda - benda terkini seperti yang dimiliki teman - temannya. Mindset semacam itu tentunya karena dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya. Orang tua yang bermental tangguh tidak akan punya pemikiran semacam itu. 

           
             Aku jadi teringat pengalamanku sendiri. Enam tahun menjadi koordinator pembuat soal Lomba Cerdas Cermat Dokter Kecil tingkat Kabupaten, hampir setiap tahun selalu dikejar - kejar oknum guru yang menghendaki bocoran soal. Tentu saja tujuannya kejuaraan. Kejuaraan, angka kelulusan tinggi menjadi tujuan utama dan bukan proses. Murid "dimudahkan" dan berbagai cara dilakukan. Antara murid dan guru juga sering ada kode - kode tertentu saat lomba berlangsung, dengan maksud membantu. Membantu dengan cara yang tidak benar.
         Akhirnya, aku dan mungkin banyak orang tua lainnya menjadi was - was bila harus memasukkan anak ke sekolah. Favorit bukan lagi menjadi ukuran, tapi lebih pada pendidikan budi pekerti yang diberikan. Walaupun kecerdasan intelektual tetap diperhatikan, tapi pembentukan karakter dalam rangka mewujudkan attitude yang baik lebih diutamakan. Juara olimpiade mapel, angka kelulusan tinggi, juara kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi individual maupun kelompok siswa, akhirnya menjadi bonus dan hadiah yang manis karena murid - murid yang bermental tangguh, berdaya juang tinggi, berperilaku terpuji menjadi hal yang utama di sana. ADAKAH SEKOLAH SEPERTI ITU?
        Mari wujudkan tujuan pendidikan dengan mulai mengurangi memberikan "kemudahan" kepada para siswa. Kita do'akan anak - anak kita menjadi anak - anak shalih dan shalihah yang akan menjaga bangsa, negara, keluarga dan agamanya dari kerusakan. Aamiin.....
Ini demi generasi mendatang dan demi kejayaan negara Indonesia. #sigh (ketinggian ya? he he he...)



Saturday, April 14, 2012

MAKAN SIANG SERIBU LIMA RATUS RUPIAH?

          Hari gini ada makan siang seribu lima ratus rupiah? Kalaupun ada, makan siang makan macam apa? Bagaimana kualitasnya? Dan sebagainya... Gak salah si, kalau ada pertanyaan semacam itu di jaman segala macam harga harus "menyesuaikan", kata yang lebih halus untuk naik alias melambung tinggi. Apalagi bila pertanyaan itu dilontarkan oleh teman - teman di kota. Dalam pikiran mereka, paling nasi kucing.

Gambar. Cukup Rp 1.500,00 saja! 
          Tapi kenyataannya, ada kok. He he he.... tapi jangan mencari di kota ya? 
         Alkhamdulillah, aku harus bersyukur tinggal di Kabupaten alias desa, di mana untuk hal - hal yang bersifat lokal, tentu saja masih sangat terjangkau. Apalagi sebelumnya aku sempat tinggal di kota yang biaya hidup sehari - hari lumayan menguras gaji. 
        Di sini, aku masih bisa makan siang di kantor hanya dengan seribu rupiah atau seribu lima ratus rupiah. Tentu saja jangan bayangkan itu adalah makanan mewah. Tapi dari kualitas (kandungan gizi dan kebersihan) maupun kualitas, lumayan untuk sebuah makan siang. 
         Pilihan pertama yang aku suka untuk makan siang murah meriah ini adalah nasi merah dengan kelengkapannya. Nasi merah? Yup! Di sini masih mudah untuk mendapatkan nasi merah siap santap. Kalau kita mau jalan ke pasar, biasanya dijajakan keliling oleh mbok - mbok bakul tenongan. Kita tinggal bilang saja sesuai keinginan, maka akan dibungkuskan pesanan kita dengan bungkusan daun pisang. (nature!)
          Sebungkus nasi merah dengan urap sayur, ikan asin bisa diperoleh cukup dengan seribu rupiah. Nasi merahnya sekitar 200 gram, dua potong ikan asin, urap sayur dan kering tempe. Cukup kenyang kan? Ditambah lima ratus rupiah bisa mendapatkan lauk tambahan berupa tempe, tahu goreng atau telur dadar. Aku sendiri lebih suka menambahkan kerupuk. He..he..he... (orang jawa)
        Kalau bosan dengan nasi merah, bisa pilih nasi putih, nasi leye atau nasi jagung. Pilihan yang bervariasi, sehingga tidak akan terpaku hanya pada nasi putih saja. Pilihan sayur dan lauk lainnya juga ada, seperti sate telur, baceman dan gorengan lainnya. Pokoknya murah meriah dan bagi yang sedang menjalankan program diit, sepertinya cocok. Tak terlalu banyak dan Insya Allah sehat.
          Walaupun begitu, untuk makan siang sebenarnya aku lebih suka membawa dari rumah. Jelas lebih terjamin kualitasnya. He..he..he..

LUMPIA PISANG COKLAT

          Anak - anak suka lumpia. Biasanya dibuat dengan isi rebung. Tapi lama - lama bosan juga bila isinya hanya itu - itu saja. Di hari libur, biasanya aku banyak waktu untuk membuat camilan ini. Isinya kuganti dengan pisang dan coklat. Ternyata mereka sangat suka. Membuatnya gampang sekali. Dicoba ya...

Gambar. Lumpia Pisang Coklat
Bahan - bahan yang diperlukan :
  • 10 lembar kulit lumpia siap pakai ( kalau mau telaten, membuat sendiri juga mudah kok)
  • 3 buah pisang kepok matang, iris dadu kecil
  • mentega untuk menumis
  • garam secukupnya
  • 2 sendok makan gula pasir
  • meisyes secukupnya
  • bubuk kayu manis secukupnya
  • minyak goreng
Cara membuatnya :
  • lelehkan mentega dalam wajan anti lengket
  • masukkan potongan pisang, gula pasir dan garam, aduk sampai gula leleh dan pisang matang
  • angkat, sisihkan
  • ambil selembar kulit lumpia, taruh 1 sendok makan adonan pisang di atasnya
  • tambahkan 1 sendok makan meisyes, ratakan
  • taburkan kayu manis bubuk di atas adonan pisang dan meisyes
  • bungkus adonan seperti membungkus lumpia
  • goreng dalam minyak sedang sampai berwarna coklat keemasan (matang)
  • angkat, tiriskan si atas kertas minyak
  • hidangkan selagi hangat
  • bila suka, saat menghidangkan bisa ditambahkan coklat masak leleh atau susu kental manis dengan taburan keju cheddar parut...
Hmmmmm......

SERABI TELUR

          Ini sebenarnya serabi biasa yang dibuat dengan tepung beras, hanya dengan menambahkan topping berupa telur ayam diatasnya. Sama seperti serabi bertopping yang banyak kita temukan di kaki lima, tapi kali ini kita akan membuatnya sendiri. Membuatnya sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Paling enak dimakan pagi hari dengan secangkir kopi atau teh....

Gambar. Serabi telur home made

Bahan - bahan yang dibutuhkan :
  • 250 gram rata tepung beras (usahakan yang baru)
  • 1/2 butir kelapa muda, diparut
  • 450 cc santan dari satu butir kelapa
  • garam secukupnya
  • telur ayam secukupnya (telur ayam kampung atau negeri sesuai selera) dan kalau suka bisa diganti telur bebek (agak amis)
Cara membuatnya :
  • campur tepung beras, kelapa muda dan garam, uleni sampai rata
  •  tuang santan yang sudah dipanaskan sedikit - demi sedikit sambil adonan dipukul - pukul dengan tangan sampai tercampur rata
  • panaskan wajan cetakan serabi (yang terbuat dari tanah) di atas kompor
  • olesi wajan dengan minyak atau mentega
  • tuang 1 sendok sayur adonan ke dalam wajan yang sudah panas
  • tunggu sampai terjadi gelembung - gelembung kecil
  • pecahkan satu butir telur ayam di atas adonan dan tutup wajan, panggang sampai serabi dan telur matang
  • angkat dan hidangkan selagi hangat
Selamat mencoba!


Thursday, March 22, 2012

JANGAN BIARKAN ORANG LAIN MENGATUR TINDAKANMU!

        Kembali harus berangkat ke luar kota. Kali ini untuk mengikuti Rapat Konsultasi Teknis Pelayanan Farmasi yang rencana akan diselenggarakan di Hotel Grand Pasundan, Bandung pada tanggal 20 - 22 Maret 2012. 
   Sebenarnya panitia dari Dinas Kesehatan Provinsi sudah berupaya untuk mengkoordinir keberangkatan peserta dari Jawa Tengah. Tapi lagi - lagi harus menggunakan pesawat dan berkumpul di Semarang. (ini benar - benar kendala!) Aku harus ke Semarang dan perjalanan akan menempuh waktu kurang lebih empat jam. 
       Akhirnya, setelah memberitahu panitia (melalui rekan kerja di kantor), aku tidak ikut rombongan dan naik travel dari Purwokerto. Aku memesan tiket seharga Rp 130.000,00 dengan keberangkatan jam 07.00 pagi dari Purwokerto, karena sesuai jadual, acara akan dimulai pukul 15.00 wib. Dengan asumsi dan harapan perjalanan akan lancar, sekitar jam 14.00 wib aku akan sampai di Bandung.
     Pada hari H, aku bersiap mulai jam 03.00 pagi karena akan dijemput travel dari Semarang ke Purwokerto setelah subuh. Pukul 05.15 travel dari Semarang datang, dan aku sampai di agen travel pukul 07.15 wib setelah sebelumnya mengantar para penumpang ke alamat masing - masing. 
     Demi mengejar waktu pemberangkatan jam 07.00, pengemudi travel dengan halus menginformasikan kepada penumpang terakhir bahwa dia tidak bisa mengantar sampai depan rumahnya, apalagi alamat yang dituju memang sudah di luar area antar jemput penumpang dari travel tersebut. Ada sedikit perasaan tidak enak, dan aku meminta maaf. Walaupun seandainya pengemudi tersebut memutuskan untuk mengantar penumpang tersebut, aku tak keberatan. Toh bila aku terlambat juga bukan karena aku, dan dari pihak agen akan menunggu aku. Tapi aku lebih melihat bahwa alasan utama pengemudi tersebut lebih karena lelah. kulihat sekilas, memang dia terlihat kusut dan letih, juga mengantuk.  
        Di agen travel tersebut, ada dua orang ibu yang juga menunggu untuk berangkat ke Bandung. Kami bertiga menunggu. Pukul 08.00 wib, belum ada tanda - tanda travel akan berangkat. Kupikir, karena aku terlambat, travel sedang menjemput penumpang yang lain daripada menungguku. Tapi sampai pukul 09.00 wib, tak juga ada informasi kapan travel akan berangkat. Aku mulai menghitung - hitung waktu perjalanan. Aku masih berharap bisa tiba tepat waktu. Tapi ketika sampai pukul 09.30, belum berangkat juga, para calon penumpang mulai gelisah, termasuk aku tentunya. Rasanya ingin menagis! Salah seorang ibu mau mencari travel lain. Aku coba menanyakan pada karyawan agen tersebut kenapa belum berangkat. Jawabannya karena menunggu penumpang lainnya. Hah?! Menunggu penumpang lainnya dengan menelantarkan penumpang yang lainnya lagi?
     Seorang bapak yang juga akan ke Bandung mulai marah - marah. Aku sendiri memilih untuk bertanya baik - baik kenapa belum berangkat? Lagi - lagi tanpa penjelasan yang memuaskan. Jelas aku akan terlambat sampai di tempat. Akhirnya aku memilih diam sambil membaca buku, walaupun sesungguhnya tidak bisa konsentrasi karena gelisah dan mulai kecewa dengan pelayanan agen travel ini. Tapi kupikir, kalau aku marah - marah juga tidak ada gunanya. Buang - buang energi tak bermanfaat. Toh, sudah terlambat juga.
       Akhirnya jam 10.15 wib, penumpang yang ditunggu datang. Ternyata rombongan keluarga mau kondangan besok. Dari penjelasan pengemudi travel yang sempat kutanya, karena mereka minta berangkat bersama - sama (10 orang dalam 2 kendaraan). Alamaaaakkkk...!!! Ini yang namanya mayoritas mengalahkan minoritas, tanpa mau tahu bahwa yang minoritas juga punya kepentingan. Kalau mau berangkat bersama - sama, kenapa gak carter saja? Aku hanya bisa geleng - geleng kepala melihat wajah - wajah "tanpa dosa" yang membuat penumpang lain harus menjadualkan kembali kegiatannya. 
     Jam 10.30 wib, barulah travel berangkat ke Bandung setelah ada sedikit "keributan" untuk pengaturan tempat duduk penumpang. Aku memilih diam dan "menurut" saja bagaimana tempat duduk akan disesuaikan.
        Hal yang aku sesalkan dari insiden ini adalah, tidak ada penjelasan apapun dari pihak agen travel mengapa ini terjadi, tidak ada upaya untuk mengakomodasi penumpang lain yang sudah buru - buru datang tepat waktu karena perhitungan pelaksanaan kegiatan. Yang lebih menyedihkan, tidak ada permintaan maaf, apalagi kompensasi dari pihak agen dan pihak keluarga yang telah menyebabkan penumpang lain "terlantar" lebih dari tiga jam!! 
        Tapi dari semuanya, ada satu hal yang membuat aku lega, yaitu aku bisa menahan kata - kataku, emosi dan kemarahanku. Aku bisa sama sekali tidak marah untuk hal ini. Aku bisa tetap tersenyum walaupun aku tahu aku akan terlambat mengikuti kegiatan. Aku bisa membuat diriku menjadi tuan untuk diri sendiri dengan tidak membiarkan orang lain "mengatur" tindakanku!
          Dan akhirnya, aku bisa menikmati perjalananku dengan gembira, walaupun aku harus kehilangan dua sesi acara diskusi panel di Rakonas kali ini. Aku menemukan satu lagi mutiara dalam perjalananku kali ini. Dan aku ingin menemukan kembali mutiara - mutiara dalam setiap perjalanan hidupku. Terimakasih, Allah.
   

Tuesday, February 28, 2012

NAIK KERETA API EKSEKUTIF BIMA PURWOKERTO - GAMBIR

Dapat tugas dinas luar ke Jakarta selama empat hari, Selasa sampai Jum’at. Dari Banjarnegara, sepertinya lebih nyaman naik kereta api. Kalau naik pesawat, harus ke Jogjakarta atau Semarang terlebih dulu dan itu paling tidak empat jam perjalanan.
Setelah cari – cari informasi, akhirnya dapat juga tiket Kereta Api kelas eksekutif Bima seharga Rp 235.000,00. Lumayan juga untuk harga tiket Kereta Api. Kereta dijadualkan berangkat hari Selasa, 28 Pebruari 2012 pukul 00.40 pagi dan berhenti di stasiun Gambir. Di tiket pesawat tertera nomor gerbong 4 dengan nomor kursi 6D. Memang, sekarang Kereta Api memberlakukan satu bangku satu penumpang, sehingga diharapkan lebih nyaman.
Aku membeli tiket di loket pemesanan di stasiun dengan menunjukkan kartu identitas. Seorang wanita yang melayani memberikan informasi bahwa aku tidak harus datang ke stasiun untuk membeli tiket. Tiket bisa diperoleh secara online atau melalui agen (di Banjarnegara bisa diperoleh di Kantor Pos) dengan harga sama dengan kalau kita beli di stasiun. Ah, makin mudah saja pelayanan untuk calon penumpang. Akhirnya aku putuskan untuk membeli tiket berangkat saja dan pulangnya (karena belum ada kepastian tanggal) akan aku beli di Kantor Pos.
Pada hari keberangkatan, sebelum pukul 23.00 wib aku sudah siap di stasiun. Lebih baik menunggu daripada terburu – buru, begitu pertimbanganku. Sambil terkantuk – kantuk, anak – anak ikut mengantar karena tidak mau ditinggal. Pukul 23.30 wib mendapat informasi dari Polsus KA bahwa kereta diperkirakan terlambat lebih dari satu jam. Hah?! Terlambat? Ternyata karena ada gerbong kereta yang anjlog do stasiun Balapan, Solo. Ah, semoga lekas diatasi dan perjalanan selanjutnya lancar. Jangan kebiasaan delay ya? Aamiin…
Akhirnya, aku diantar rombongan kecilku menunggu di ruang tunggu penumpang umum. Sengaja aku tidak menunggu di ruang tunggu eksekutif karena anak – anak ingin melihat kereta. Aku sendiri ingin melihat – lihat suasana stasiun. Kami duduk – duduk di bangku tunggu empat seat yang terbuat dari stainless steel , bukan bangku panjang dari kayu yang sering tergambar di benakku mengenai ruang tunggu stasiun. Lantai ruang tunggu yang dikeramik kombinasi warna krem dan coklat terrakota juga terlihat bersih. Tak ada sampah berserakan yang dulu sering kulihat saat kecil bila akan ke Jakarta bersama orang tuaku. Banyak tong sampah yang tertutup disediakan di sekitar stasiun. Beberapa orang cleaning service juga tak henti untuk membersihkan lantai atau bangku yang terlihat kotor. Fasilitas kamar kecil juga disediakan, gratis. Cukup bersih dengan air mengalir yang melimpah.
Yang tak kalah menarik adalah pemandangan pedagang asongan di dalam stasiun. Mereka berseragam berwarna biru tua dengan dagangan yang dikemas dan tertata rapi. Cara menera menjajakan juga tidak membuat gerah calon pembeli. Mereka tidak menawarkan dengan memasuki dari gerbong ke gerbong, tapi hanya menawarkan dari pintu gerbong. Penumpang yang membutuhkan akan menuju pintu gerbong, menghampiri. Sehingga suasana di dalam gerbong tetap nyaman.
Memperhatikan perubahan yang sangat nyata terhadap pelayanan stasiun kereta api, tak terasa kalau waktu sudah beranjak lebih dari satu jam. Beberpa kereta silih berganti datang dan pergi. Penumpang pun turun naik. Pukul 01.55 wib, kereta yang akan kunaiki datang. Kereta tidak berhenti lama, hanya sekitar lima menitan. Pukul 02.00 wib kereta mulai berjalan perlahan dan akhirnya meninggalkan stasiun Purwokerto menuju Jakarta.
Di dalam kereta, tempat duduk yang dapat distel terasa sangat nyaman. Seluruh tempat duduk hampir penuh. Air conditionernya tidak terlalu dingin sehingga aku tidak membutuhkan selimut untuk dapat tidur dengan nyaman. Tapi mataku tak mau terpejam. Entah karena terlalu excited dengan layanan Kereta Api sekarang atau karena hal lain, yang jelas aku hanya memandang kosong pada langit gelap dari balik jendela yang tirainya setengah terbuka.
Pukul 05.55 wib, Kereta Api berhenti di Stasiun Dawuan. Stasiun kecil setelah Cirebon. Di sini kereta berhenti cukup lama, hampir lima belas menit. Beberapa penumpang kulihat menunaikan shalat subuh di bangkunya masing – masing. Kugunakan kesempatan ini umtuk ke kamar kecil. Sambil menunggu antrian, di dekat resto kulihat beberapa bapak – bapak berkumpul sambil bercakap – cakap ramai. Rupanya itu smoking area.
Beberapa crew kereta menawarkan sarapan pagi. Aku yang terbiasa sarapan, akhirnya memilih nasi goreng dan segelas kopi susu. Sayang, pelayanan yang nyaman agak terganggu dengan menu yang kurasakan kurang cocok. Nasgornya terlalu asin dan kopi susunya encer. Kopinya kopi bubuk yang berampas. Untuk sepiring nasi goreng dengan lauk telur dadar dan sepotong daging giling goreng, serta segelas kopi susu, aku harus merogoh kocek sebesar tiga puluh ribu rupiah. Ah, mahal! He he he… Tapi lumayan, daripada nanti perut bermasalah.
Kereta melanjutkan perjalanan dan pukul 07.05 wib sampai di Stasiun Jatinegara. Kereta berhenti untuk menurunkan penumpang. Tidak lama karena penumpang yang turun di sini juga tidak banyak. Setelah berjalan beberapa saat, pukul 07.26 wib, sampailah kereta di stasiun terakhir, Gambir.
Di Stasiun yang terkenal ini aku turun dan keluar melalui pintu utara. Setelah bertanya tempat pemesanan taksi pada petugas jaga stasiun (entah, petugas apa ya, seragamnya biru tua), aku memesan taksi Blue Bird sesuai rekomendasi seorang teman. Aku memang agak ragu dengan sembarang taksi, sehingga agak cukup lama aku menunggu di peron stasiun sebelum memutuskan memesan taksi. Di tempat pemesanan, aku dikenai biaya taxi service  sebesar lima ribu rupiah. Tak apalah, yang penting aman, mengingat aku sendirian.
Blue Bird memang taksi resmi di stasiun gambir selain Taxiku dan Putra Taxi (info dari pengemudi taksi) yang berwarna kuning. Blue Bird sendiri berwarna biru. Pengemudinya cukup ramah dan identitasnya, juga identitas kendaraannya jelas. Biaya taksi dengan menggunakan argo, tidak perlu tawar – menawar (ini yang aku hindari!). Alkhamdulillah, pukul 08.15 wib aku sampai di Hotel Ibis Slipi di Jl. Letjen. S. Parman dengan selamat. Argo taksi menunjukkan pada angka 27500.  Sementara bila order by phone, untuk taksi reguler Blue Bird dikenai minimum charge sebesar tigapuluh ribu rupiah. Tigapuluh ribu rupiah tidaklah mahal untuk sebuah kenyamanan dan rasa aman. Untuk pembatalan dikenai fee sepuluh ribu rupiah. Semua tertulis dengan jelas pada stiker – stiker yang ditempel di dalam taksi. Sebuah standar pelayanan terhadap pelanggan yang transparan.
Secara umum, aku cukup puas dengan pelayanan kereta api yang kualami dalam perjalanan kali ini. Semoga ke depannya semakin baik.