Gambar 1. Nasi leye/krekel |
Sore – sore sehabis shalat ashar, pintu garasi diketuk. Hujan gerimis membuatku agak enggan beringsut dari kamar. Tapi ucapan salam segera membuatku beranjak dan ke garasi untuk membukakan pintu. Ternyata yang momong anakku datang bersama kakaknya untuk mengantar nasi krekel/leye. Dia sedang pamit libur beberapa hari karena uwaknya mantu. Beberapa waktu lalu aku memang pernah rasan – rasan ingin makan nasi krekel.
Nasi krekel yang berwarna kecoklatan dengan bintik – bintik hitam yang masih hangat menguarkan bau harum yang khas. Pelengkapnyapun ada berupa sayuran rebus, bumbu urap dan tempe krompyong (tempe kedelai yang digoreng hanya dibumbui garam dan bawang putih). Seketika aku jadi lapar, dan teringat bahwa sejak pulang kantor tadi aku belum makan.
Aku teringat pertama kali makan nasi krekel ini sekitar sepuluh tahun yang lalu. Ketika pertama kali aku pindah ke Banjarnegara. Saat itu aku berkenalan dengan nasi ini di Dukuh Penisihan Desa Merden Kecamatan Purwanegara. Saat itu habis kegiatan Posyandu. Siang hari setelah kegiatan selesai, oleh kader setempat telah disiapkan makan siang berupa nasi beras, nasi krekel, daun singkong rebus, sambal rawit kosek dan tempe benguk krompyong. Ini untuk pertama kalinya aku melihat nasi krekel. Aku penasaran untuk mencobanya. Ternyata nikmat sekali. Entah memang enak, paduan pelengkapnya yang pas atau aku yang lapar, yang jelas makan siang itu enak sekali.
Aku jadi ingat cerita-cerita yang mengatakan bahwa nasi ini hanya dikonsumsi oleh orang miskin. Ya, nasi krekel/leye sudah diidentikkan dengan kemiskinan. Klop rasanya dengan status Kabupaten ini yang saat itu masih merupakan Kabupaten tertinggal. Nasi krekel merupakan makanan pokok sehari – hari kebanyakan masyarakat di sini. Dan Puskesmas tempatku ditempatkan, memang wilayang di mana kantong-kantong kemiskinan berada. Tapi sekarang tentunya sudah berkurang.
Benarkah? Menurutku tidaklah demikian. Walaupun nasi krekel ini terbuat dari singkong, tapi masih memiliki nilai kalori walaupun mungkin tak sebesar nasi. Mungkin seperti nasi jagung. Ya, nasikrekel/leye adalah nasi yang terbuat dari singkong.
Bagaimana singkong dibuat nasi? Pertama-tama singkong dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong dan dijemur untuk dijadikan gaplek. Gaplek yang sudah kering kemudian ditumbuk, diayak, diperciki air dan dikukus. Jadilah nasi krekel/leye. Agar bisa disimpan, biasanya tepung gaplek yang sudah dikukus, kemudian dijemur sampai kering. Lalu ditumbuk dan disimpan. Memasaknya cukup dibasahi dengan air dan dikukus kembali. Sepertinya mudah, tapi proses pembuatannya makan waktu cukup lama. Berhari – hari. Apalagi bila musim hujan di mana matahari dalam sehari hanya sebentar – sebentar saja bersinar.
Nasi krekel bisa dinikmati dengan pelengkap apa saja. Walaupun kurang cocok bila dipadukan dengan sayur berkuah. Yang paling sering adalah rebusan daun singkong dan tempe krompyong serta sambal kosek. Tapi bisa juga dengan urap/kluban. Pernah juga menikmati nasi krekel dengan tumis klunthung (kulit kacang benguk) cabe rawit. Enak sekali. Yang penting nasinya masih hangat. Aku sangat menikmatinya.
Sampai sekarang aku sesekali masih merindukannya.... :D
No comments:
Post a Comment