Hal paling sering dikeluhkan oleh orang tua yang memiliki anak balita adalah bahwa anaknya sulit makan. Bila sudah begitu, orang tua biasanya panik mencari beraneka multivitamin atau suplemen yang dipercaya dapat meningkatkan selera makan anak. Tapi alih-alih anak makannya jadi lahap, anak malah kelebihan vitamin yang justru malah tidak baik bagi tubuhnya.
Sebenarnya, sama seperti orang dewasa, selera makan pada anak juga mengalami pasang surut. Naik turun. Jadi, bila suatu saat anak makannya lebih sedikit dari biasanya, tidak perlu panik dan cemas. Apalagi bila kemudian memaksanya untuk makan lebih banyak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan selera makan anak. Hal-hal tersebut di antranya adalah ;
- Anak sakit. Seperti pada umumnya orang sakit, selera makan akan menurun. Lebih baik bawa anak ke dokter untuk diobati penyakitnya. Berikan makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan jenis makanan yang sesuai dengan penyakitnya menurut anjuran dokter.
- Anak bosan dengan sajian makan yang itu-itu saja. Ada kecenderungan beberapa orang tua, apabila anaknya menyukai makanan tertentu, akan diberikan makanan yang sama terus-menerus. Anak akan menjadi jenuh. Anak-anak, bahkan bayi yang baru mengenal makanan juga perlu variasi menu. Hal ini disamping agar anak tidak bosan dan mengenal berbagai jenis makanan, juga dimaksudkan agar anak tercukupi kebutuhan zat gizinya. Karena tidak ada satu jenis makanan yang memberikan zat gizi secara sempurna.
- Anak sudah dalam keadaan kenyang. Hal ini bisa bisa karena pemberian makanan camilan yang manis-manis seperti permen, coklat, sirup, kue-kue manis, dan lain-lain, beberapa saat sebelum makan. Makanan tersebut nmeningkatkan kadar gula dalam darah, sehingga dapat menurunkan rangsangan pada pusat rasa lapar di otak. Akibatnya, selera makan akan turun, karena anak tidak merasa lapar. Untuk mengatasinya, usahakan sebelum makan anak berada dalam keadaan lapar. Anak akan merasa lapar bila 3 – 4 jam sebelumnya tidak makan apa-apa. Dengan demikian diharapkan selera makannya akan timbul.
- Usahakan anak makan pada jam-jam yang teratur setiap harinya. Ini akan menimbulkan reflek makan pada jam-jam saatnya dia makan, seperti mengeluarkan air liur dan getah lambung yang berguna bagi pencernaan. Jangan lupa untuk mengatur suasana makan yang menyenangkan.
- Perhatikan kapasitas lambung anak. Ada anak yang lambungnya hanya mampu menampung makanan lebih sedikit dibandingkan anak lainnya. Tak perlu cemas, memang kapasitas lambungnya hanya segitu. Rata-rata lambung anak balita mampu menampung makanan sebanyak 200 ml. Karena itu jangan minum sambil apalagi sebelum makan, karena anak akan kenyang oleh air. Bila dalam waktu setengah jam anak belum menghabiskan makanannya, lebih bail berhenti. Anak jangan dipaksa untuk menghabiskan makanannya. Apalagi dengan ancaman. Hal ini akan memberikan pengalaman buruk dan waktu makan akan menjadi saat yang menakutkan bagi anak.
- Pola makan keluarga. Ini akan berpengaruh besar terhadap pola makan anak. Misalnya ada anggota keluarga yang menjalani diet dengan mengurangi makan atau makan sedikit atau hanya makan makanan tertentu. Ini akan membuat anak meniru perilaku tersebut dengan hanya makan sedikit atau akan memilih-milih makanan tertentu saja (picky eaters). Usahakan juga saat makan adalah duduk diam di tempat, jangan dibiasakan menyuapi anak sambil berjalan-jalan. Ini akan membawa kebiasaan yang salah yang apabila tidak sambil berjalan-jalan anak tidak akan mau makan.
Jadi, sebenarnya apabila anak sulit makan, tidak sepenuhnya kesalahan ada pada anak. Orang tua dan anggota keluarga lainnya juga punya peran. Dan tidak setiap anak yang sulit makan harus diberikan suplemen atau perangsang selera makan. Harus dikenali dulu apa penyebabnya, sehingga akan didapatkan solusi yang lebih tepat.
Disarikan dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment