Friday, June 21, 2013

LADA PERDU DALAM POT

       Semua ibu rumah tangga pasti tahu lada. Tapi mungkin tidak semua tahu tentang tanaman lada. Kalaupun tahu, mungkin yang diketahuinya adalah tanaman lada yang memanjat di pohon inang. Sehingga, ketika aku mengajak beberapa ibu untuk menanam lada, sontak mereka menolak karena membayangkan rumah yang akan gelap dan rimbun karena harus ada pohon yang akan dirambati si lada. Tapi, setelah melihat lada perdu yang kutanam dalam pot, maka menanam lada bukanlah menjadi hal yang sulit. Tanaman lada yang ditanam dalam pot ini sekaligus juga berfungsi sebagai tanaman hias. Tanaman hias yang lebih bermanfaat tentunya selain karena keindahannya.
Gb. Lada Perdu Mulai Berbunga Enam Bulan Setelah Tanam
      Menanam dan memelihara lada perdu tidaklah sulit. Kali ini aku mau berbagi pengalaman bertanam lada perdu dalam pot. Tapi sekali lagi, ini murni pengalamanku saja yang tidak memiliki ilmu di bidang pertanian. Sudah sekitar sepuluh tahun aku menanam lada perdu di dalam pot. Sempat juga kutanam di tanah, tapi akhirnya kembali kutanam di pot karena lebih praktis bila akan memindah - mindahkan serta keterbatasan lahan.

Gb. Letakkan di Tempat Yang Terkena Sinar Matahari
        Pertama - tama kita siapkan bibitnya. Bibit lada disiapkan dari indukan sehat dengan cara merunduk. Batang primer indukan dirundukkan ke tanah dan ditimbun dengan tanah pada ruasnya.  Pilih batang primer yang memiliki beberapa batang sekunder, sehingga ketika siap tanam bibit sudah memiliki cabang. Setelah beberapa minggu, akan muncul akar dari ruas yang tertutup tanah tersebut. Setelah cukup kuat dengan akar yang cukup banyak, maka potong batang di bawah akar dan biarkan tanaman hidup "mandiri" selama dua atau tiga minggu. Tanaman siap dipindahkan.
         Siapkan media tanam yang gembur dan porous. Aku biasa menggunakan campuran kompos, tanah kebun dan sekam bakar dengan perbandingan 2 : 1 : 2. Sekam bakar suka kupakai karena akan memberikan porousitas yang cukup dan juga meringankan media. Sehingga mudah dipindah - pindahkan. 
          Siapkan pot atau tempat menanam yang cukup besarnya. Letakkan pecahan bata atau genting pada sepertiga bagian pot, lalu isi dengan media hingga setengahnya. Tanam bibit lada dan timbun dengan media sampai hampir penuh. Siram dengan air sampai seluruh media basah. Letakkan di tempat teduh selama beberapa minggu (sekitar dua minggu) sebelum diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari. Pohon lada menyukai intensitas cahaya matahari penuh.
             
Gb. Berbuah Sepanjang Tahun
Siram tanaman setiap hari. Pastikan medianya selalu gembur dan basah tapi tidak tergenang. Air yang tergenang menyebabkan akarnya membusuk atau tanaman terkena jamur. Beberapa hama yang sering dijumpai adalah kutu. Ada yang berwarna hitam, kuning atau hijau. Ada yang menyerang batang atau buah. Tidak usah disemprot dengan pestisida, bersihkan saja secara mekanik. Lain halnya kalau skalanya besar untuk industri. Ini kan hanya untuk konsumsi sendiri dalam jumlah kecil. 
            Pohon lada akan mulai berbunga sekitar enam bulan setelah tanam. Satu tahun kemudian, buahnya siap dipanen. Buah yang siap dipanen berwarna kuning atau kemerahan. Panen lada dengan cara memetik tandan buah yang tangkainya ada di ketiak daun pada ruas cabang. 
            Pohon lada yang sehat akan berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Perawatan yang penting lainnya adalah pemupukan dan repotting (memindahkan ke pot yang lebih besar) bila pohon makin rimbun. Mengganti media agar selalu gembur dan subur. 
Gb. Buah Yang Matang. Eh...ada yang busuk! :p
           Setelah dipanen, lada diolah sampai siap untuk dijadikan bumbu. Bisa dibuat lada putih atau lada hitam dan siap menyedapkan masakan kita. Hanya dengan memiliki sepuluh pot saja, sepanjang tahun tak perlu beli lada. Tertarik? Kenapa tidak mencoba?

MENANAM PANDAN DALAM POT UNTUK PERSIAPAN BULAN PUASA

       Alkhamdulillah. Tidak terasa satu tahun berlalu sejak puasa lalu dan bulan puasa akan segera tiba. Insya Allah kita diberi kesempatan untuk kembali menyambut dan mengisi hari - hari di bulan puasa mendatang dengan makin baik. Aamiin.
Gb. Tanaman Pandan Tua Calon Indukan
       Hal penting yang harus disiapkan menyambut Ramadhan adalah fisik dan mental, jasmani dan rohani. Berbagai upaya dan cara yang harus dilakukan untuk persiapan fisik dan mental ini telah banyak dikupas oleh ulama - ulama maupun para pakar ilmu kesehatan dan akan makin banyak lagi menjelang bulan puasa tiba yang Insya Allah akan jatuh pada tanggal 8 Juli 2013. 
        Makanya, untuk kali ini kita tidak akan membahas persiapan fisik dan mental itu. Sebagai ibu rumah tangga biasa, hal yang harus juga dipikirkan adalah menyiapkan menu berbuka yang istimewa tanpa harus berlebihan yang bisa diterima seluruh anggota keluarga. Biasanya adalah berbagai hidangan manis yang menggugah selera, seperti kolak, aneka bubur dan makanan manis lainnya.
          Satu tanaman yang akan menjadi favorit para ibu saat Ramadhan nanti adalah PANDAN. Yup! Pandan sebagai tanaman beraroma dan juga pewarna yang bisa membuat hidangan berbuka puasa kita makin menggugah selera. so, gak ada salahnya kalau kita siapkan tanaman ini jauh - jauh hari, sehingga bila waktunya tiba, kita tidak kelabakan karena ternyata tanaman ini menjadi tanaman langka. 
         
Gb. Anakan Pandan Siap Ditanam
Tapi, yang akan disajikan ini adalah murni pengalamanku senagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki dasar ilmu bercocok tanam sama sekali. Benar - benar murni hanya pengalaman saja dari tahun ke tahun. Okey! Kita mulai saja ya...
Idealnya, tanaman ini dipersiapkan tiga bulan sebelumnya. Tapi, sebulan dua bulan okeylah! Bismillah...
          Pertama - tama kita pilih tanaman pandan tua yang akan kita jadikan indukan ya? Pilih yang sehat dan banyak anaknya. Biasanya daunnya mulai mengecil karena terlalu sarat dengan anakan. Lalu pilih anak - anakan tanaman pandan yang sehat dan akan kita tanam ke dalam pot atau tanah. Untuk lahan yang terbatas, sebaiknya memakai pot saja. Pisahkan anakan pandan dari induknya, dan ambil yang akarnya banyak dan terlihat sehat.
Gb. Pot dan Campuran Media Tanam
            Siapkan pot dan media tanam. Tidak harus pot baru. Wadah apapun bisa dijadikan pot. Ember, kaleng bekas, panci bekas atau apa saja yang bisa difungsikan sebagai tempat menanam. Media yang biasa kupakai adalah campuran kompos, tanah kebun dan sekam bakar dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Isi sepertiga bagian pot dengan pecahan bata atau genting, lalu masukkan media tanam sampai setengahnya.
           Tanam anakan pandan dan timbun lagi dengan media sampai hampir penuh. Siram media sampai seluruhnya basah. Hal ini bisa dilihat dari air yang mengalir dari lubang di bagian bawah pot. 
              Letakkan pot yang berisi tanaman baru di tempat yang teduh. Siram setiap hari. Tanaman pandan menyukai tempat yang banyak air dan agak lembab. Jangan lupa dipupuk ya? Dan, karena akan digunakan untuk keluarga tercinta, pakai pupuk organik saja. Aku biasa menggunakan Bioboost dari K-link. (oops! iklan! he he he...). 
             
Gb. Siram dan Letakkan di Tempat Teduh
            Gak usah pakai disemprot - semprot insektisida. Tanaman pandan relatif gak ada hama. Paling gundul karena banyak tetangga atau saudara yang minta. Karena itu, siapkan saja sekalian beberapa pot. Makin banyak makin afdol deh! Kalau ada yang minta, kasih saja sekalian sama potnya. Yang ikhlas ya, sambil diniatkan sedekah. Wkwkwkwkwk.... Satu pot cukuplah untuk satu bulan dengan pemakaian normal. Pasti deh, akan membuat yang diberi tersenyum gembira. (siapa bilang sedekah harus menunggu kaya?)


Gb. Pandan Gemuk Tiga Bulan Setelah Tanam
                 




       Dengan penyiraman dan pemupukan teratur, juga hindarkan dari bekicot (hama paling sering dijumpai), dalam dua atau tiga bulan, pandan sudah gemuk dan siap dieksekusi, eh.. dijadikan bagian penyedap masakan untuk berbuka kita. Kalau ingin daun yang besar - besar, tiap ada anakan yang muncul sebaiknya dibuang saja. Tanaman pandan dalam pot ini bisa bertahan satu hingga dua tahun sebelum akhirnya harus diremajakan kembali. 
Bayangkan kolak tanpa pandan. Tetap enak sih, tapi kurang sip!
Jadi, tunggu apa lagi, ayo siapkan sekarang juga. Selamat mencoba!
          

Sunday, June 9, 2013

BELAJAR MENGELOLA WISATA DARI KOTA BANGKOK

     Pada tanggal 22 - 27 Mei 2013 yang lalu, aku mendapat kesempatan untuk mengunjungi kota Bangkok bersama - sama rombongan dari rumah sakit sejumlah 17 orang. Karena anak sulungku sudah selesai ujian, maka aku mengajaknya ikut serta sambil menunggu pengumuman kelulusan.
     Berangkat dari Purwokerto tanggal 21 Mei 2013 pukul 19.30 naik Kereta Api Purwojaya ke Jakarta. Dari Jakarta pukul 07.30 WIB dan sampai ibu kota negara Thailand itu pukul 10.50. Tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Bangkok.
      Lima hari di Bangkok, kita sempat mengunjungi beberapa tempat wisata di sana. Juga ke pantai Pattaya yang kesohor itu. 
      Kalau boleh jujur, sebenarnya tempat - tempat tujuan wisata di Bangkok dan Pattaya tidak lebih menarik dibandingkan yang ada di kota - kota di Indonesia. Tak perlu dibandingkan dengan Bali yang hampir semua penduduknya sudah "sadar wisata" (artinya menyadari bahwa wisata adalah andalan utama pendapatan mereka sehingga serius menggarapnya), tapi bandingkan saja dengan Yogyakarta dan sekitarnya. Tempat - tempat wisata di Yogyakarta lebih beragam dan menarik. 
       Tapi walaupun begitu, ada hal yang sangat bisa, bahkan wajib dipelajari bagaimana Kota Bangkok khususnya dan Thailand umumnya mengelola pariwisatanya. Pendapatan mereka terbesar memang dari sektor pariwisata. Tak kurang 20 juta wisatawan mancanegara tiap tahun berkunjung ke Thailand untuk berwisata dan tentunya berbelanja. Dan itu berarti pendapatan negara. 
       Beberapa hal yang mungkin bisa dipelajari dari pengelolaan wisata di Bangkok yang mungkin bisa diterapkan di kota - kota di Indonesia agar ke depan pariwisata di Indonesia makin maju dan menjadi andalan. Diantaranya adalah :

1. Infrastruktur dan sarana transportasi.
      Transportasi di kota Bangkok sangat mudah dan beragam. Ada dua bandara internasional di Kota Bangkok, yaitu Don Mueang dan Suvarnabhumi yang merupakan bandara baru yang megah. (kapan ya, Indonesia punya bandara seperti ini?). Dari bandara menuju ke kota Bangkok ada beberapa alternatif. Bila dari Don Mueang, menuju ke kota bisa menggunakan bus atau taxi. Kalau naik taxi, sebaiknya ambil taxi resmi bandara yang menggunakan argo. Bus ada dua macam, ber-AC dan non AC. Khabarnya, kalau naik yang non-AC gratis (eh...ngirit buat para budget traveler. hehehe...). Sementara bus AC membayar sekitar 16 baht atau sekitar 5000 rupiah sampai ke Mo Chit (stasiun BTS (Bangkok Mass Transit System) atau lebih dikenal sebagai Skytrain. Bisa juga ke terminal bus. 
    BTS ini adalah alternatif yang murah dan menyenangkan untuk mengeksplorasi kota Bangkok karena akan terhindar dari kemacetan jalan - jalan kota Bangkok saat jam - jam sibuk. Di tempat - tempat yang tidak dilewati BTS, bisa disambung dengan MRT yang juga cukup nyaman dan harganya terjangkau. Tiket BTS antara 15 - 45 baht tergantung tujuan. Ada pilihan tiket sekali jalan, tiket untuk satu hari dan paket untuk 30 hari. Sesuaikan dengan kebutuhan saja.
Gb. Kakak dan Tuk - Tuk 
      Sementara bila naik taxi ongkosnya sekitar 150 baht ditambah 50 baht untuk kontribusi tambahan ke bandara dengan tujuan yang sama. Dari Mo Chit perjalanan bisa diteruskan naik bus atau Skytrain ke tujuan yang dikehendaki. Bisa juga naik angkutan air melalui sungai, taxi atau ingin mencoba kendaraan khas Bangkok yang disebut Tuk - Tuk? (hanya harus siap - siap sport jantung!)
      Kalau dari Suvarnabhumi ke kota Bangkok bisa langsung naik Airport Rail Link sampai kota sekitar 17 menit ke stasiun BTS di Mo Chit.
      Seperti umumnya kota - kota besar di Indonesia, Bangkok juga rawan macet. Pada saat kita ke sana, kebetulan sedang libur Waisak, sehingga jalanan tidak terlalu macet. Rombongan kita dijemput bus dari bandara menuju hotel tempat menginap.
       Perjalanan menuju tempat - tempat wisata sangat bagus dan mulus. Hampir semua jalan di sini diaspal di atas cor beton. Selama lima hari jalan - jalan tidak melihat jalan berlubang, galian kabel yang mengganggu perjalanan dan lain - lain. Sepanjang jalan menuju luar kota sangat lapang. Di tepi jalan banyak yang diberi pagar. Hal itu supaya hewan - hewan ternak atau peliharaan lainnya tidak masuk ke jalan raya.

2. Tempat - tempat wisata yang dikelola baik dan inovatif.
Gb. Di Halaman Grand Palace
         Beberapa tempat wisata yang sempat kita kunjungi memberikan kesan yang sangat baik. Di Bangkok kita sempat mengunjungi Grand Palace, Wat Po dan Wat Arun. Grand Palace mengingatkanku pada Keraton Yogyakarta. Sedangkan Wat Po dan Wat Arun mengingatkanku pada candi Borobudur dan Prambanan. Bedanya, ketiga tempat itu memiliki detail yang unik dan pengelolaannya sangat profesional. 
         Alur keluar masuknya jelas, tempatnya sangat bersih dan fasilitasnya cukup memadai. Di banyak tempat terdapat tourist information centre, tempat di mana kita bisa meminta informasi tentang lokasi wisata, transportasi, kuliner, tempat perbelanjaan, sampai informasi orang hilang.
         
          Pos - pos kesehatan juga terlihat di beberapa tempat yang banyak dikunjungi, seperti pasar dan pusat - pusat perbelanjaan dengan letak yang mencolok dan mudah diakses. Biasanya dekat pintu masuk.
Gb. Pos Kesehatan di Pasar Chatuchak
Oh ya, di sini tidak ada pedagang asongan yang mengejar - ngejar kita untuk membeli dagangannya yang sering membuat tidak nyaman. Semua pedagang ada tempatnya. Mereka menawarkan daganganya denga cara yang wajar. Ada kios - kios khusus untuk membeli cinderamata dan oleh - oleh.
            Di Grand Palace, kita akan melihat bekas istana raja yang sangat cantik. Bangunan - bangunannya memiliki detil hiasan yang rumit dan banyak diantaranya yang dilapisi emas. Sehingga istana tersebut tampak berkilauan dan megah. Kalau ke Bangkok, pokoknya jangan lupa untuk mengunjungi istana ini. Tiket masuknya lumayan mahal, 500 baht. Tapi gak rugi kok.
Gb. Di Wat Arun
           Wat Po adalah tempat patung budha tidur yang sangat besar. Di sini orang yang masuk harus berpakaian rapi dan sopan. Tidak boleh mengenakan celana pendek atau baju you can see. He he he... Alas kaki harus dilepas dan disediakan kantong untuk membawanya, gratis! (orang kita biasanya tanya tarif kan? Wkwkwkwkwk....).
            Sementara Wat Arun adalah candi dengan detail yang unik. Seluruh permukaannya dihias dengan keramik warna - warni. Untuk mencapai ke sana, kita harus menyeberang sungai Chaophraya dengan perahu mesin. Ongkosnya hanya 3 baht dengan lama penyeberangan tak lebih dari lima menit!

Gb. Contoh Detail Lukisan Keramik di Wat Arun
Gb. Wat Po









      Ada lagi tempat - tempat lain yang layak juga dikunjungi seperti Noong Nooch Village yang merupakan taman bunga yang besar serta tempat diadakannya pertunjukkan kesenian khas Thailand serta pertunjukkan gajah (yang ini gak boleh kelewatan ya?).
        Ada tempat penangkaran lebah madu yang menjual madu murni dan royal jelly.
Gem's Jewellery adalah tempat wajib untuk pecinta batu permata. Berbagai batu permata kualitas baik ada semua dengan harga yang lumayan. (sayang, aku gak begitu suka perhiasan, jadi gak begitu tertarik mengunjungi tempat ini).
Ada Laser Budha dan Silver Lake Village yang juga cukup menarik.
Gb. Istananya Kaum Transgender di Pattaya
    





Aku lebih suka mengunjungi Floating Market untuk menikmati berbagai kuliner khas Thailand di sana. (dasar doyan makan! Wkakakaka....). Alternatif lain adalah pasar Chatuchak. Kalau yang lain belanja, aku menikmati kuliner di sini. Untuk kuliner kita bahas lain waktu ya? Pokoknya, gak ada puasnya deh. Makanya lima hari di Bangkok gak berani nglirik timbangan yang ada di hotel! (iseng juga ya? hotel menyediakan timbangan badan).
       Kalau ke Thailand, belum lengkap kalau belum mengunjungi Pattaya. Di sana ada "istananya" kaum transgender yang terkenal, yaitu Alcasar. Mereka benar - benar cantik. Aku sendiri kalah cantik dari para laki - laki yang menyeberang masuk ke dunia kaum hawa ini. he he he... Tapi aku tetep pede aja, karena aku aseli! Di Pattaya ini surganya kehidupan malam. gak usah diceritakan yach? Pokoknya udah tahu semua kan?
         Yang tidak boleh dilewatkan kalau ke Thailand adalah spa. Cobalah rasakan spa yang konon merupakan spa terbaik di dunia dengan berbagai alternatifnya. Aromaterapi yang menguar di udara ruangan spa sangat menenangkan. Benar - benar rilex dan nyaman. Tapi jangan salah pilih ya. Carilah spa asli (wkwkwkwkwk...). Maksudnya yang benar - benar untuk spa, bukan yang ada layanan plus - plusnya. 
Gb. Para Transgender yang Cantik dan Sexy




Gb. Silver Lake yang merupakan perkebunan anggur.

Gb. Laser Budha yang terbuat dari emas
3. Pusat - pusat Perbelanjaan dan Oleh - Oleh
       Ini yang menarik buat kebanyakan ibu - ibu. Tapi karena aku sendiri kurang suka belanja, maka tempat - tempat wisata belanja bukanlah tempat yang menarik buatku. Di sini paling aku membeli oleh - oleh untuk teman kantor dan keluarga yang di rumah. Tapi gak ada salahnya kalau dibahas tersendiri saja  lain kali ya? Bagi yang hobi belanja, Thailand adalah surganya. Dari yang harga murah sampai mahal semua ada. Dari kaki lima sampai mall berbintang (eh, emang ada mall berbintang?), tinggal sesuaikan saja dengan budgetnya. Yang pasti, tempat - tempat menjaring devisa ini sangat diperhatikan kenyamanannya oleh pemerintah setempat. Cukup di satu tempat semua ada dan mudah dijangkau.

4. Peran Pemerintah dalam Industri Pariwisata.
         Kalau tidak bisa dikatakan ini adalah campur tangan pemerintah. Beberapa tempat wisata merupakan destinasi wajib untuk biro yang mengelola wisata di Thailand. Sehingga, mau tidak mau setiap orang akan mengenalnya dan mengunjunginya, walaupun mungkin tidak pas dengan seleranya. Ini bagi yang melakukan perjalanan dengan biro. Lain kalau sendiri, tentunya bisa menentukan tempat - tempat yang akan dikunjungi. 
          Keterlibatan masyarakat juga sangat terasa. Semua tempat wisata terasa bersih. Jalan - jalan juga cukup bersih. Walaupun sungai Chaophraya terlihat kotor karena sampah. Tapi secara umum terlihat tertib, bersih dan teratur. Lalu lintas tertib, termasuk sepeda motor yang kebanyakan untuk sarana angkutan umum, ojek.
Gb. Sepeda Motor, cukup banyak di Thailand tapi tertib.
          Memang masih kurang pas aku dalam menguraikan tentang sebab - sebab kemajuan pariwisata di Thailand, karena tujuanku ke sana memang bukan berwisata dan hanya lima hari. Tapi setidaknya, sedikit informasi yang mungkin juga banyak kurang benarnya ini bisa memicu semangat masyarakat Kabupaten/Kota di Indonesia untuk berlomba - lomba memajukan pariwisatanya. Percayalah, Indonesia jauh lebih elok dari Thailand!