Sunday, April 15, 2012

INIKAH TUJUAN PENDIDIKAN KITA?

          Seperti biasa, hari libur aku ingin bersantai. Setelah memasak dan mandi, aku duduk - duduk menemani anakku nonton televisi. Acaranya film serial Doraemon. Walaupun menurutku tak begitu mendidik, dengan pendampingan yang tepat, Insya Allah serial itu cukuplah hanya sekedar menjadi hiburan keluarga.
          Sedang asyik nonton televisi, datanglah adik ipar yang seorang guru sekolah menengah atas. Tanpa babibu dia langsung duduk dan mengeluhkan tentang persiapan Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA yang akan segera dilaksanakan. Dia mengeluhkan tentang tata tertib pengawasan UAN yang menurutnya janggal. Dia yang masih memiliki sedikit idealisme sebagai seorang guru tidak bisa menerima bahwa pengawasan yang ketat saat pelaksanaan UAN justru dipermasalahkan saat rapat persiapan. Para guru yang menjadi pengawas UAN diminta agar tidak terlalu ketat dalam pengawasannya agar bisa "membantu" siswa. Lho??!!!
        Aku yang bukan guru hanya bisa mengerenyitkan dahi mendengar berita yang dibawanya. Bukankah itu berarti, secara tidak langsung para pengawas diminta untuk "memberi peluang" bagi para peserta ujian untuk melakukan hal - hal yang "memudahkan" pengerjaan soal? Nyontek misalnya. Dia hanya mengangguk. 
          Aku hanya bisa mengelus dada sambil bergidik. Mau jadi apa generasi mendatang kalau sejak dini sudah diajarkan cara - cara tidak jujur semacam itu? Para guru diminta memberi "kemudahan" bagi pelaksanaan ujian, bahkan bila perlu mencari bocoran jawaban untuk diberikan pada para siswa peserta ujian. Tujuannya apalagi kalau bukan memaksimalkan angka kelulusan. Bila perlu lulus 100% dengan nilai tinggi dan mendapat ranking peringkat regional bahkan nasional, bagaimanapun caranya. 
        Dalam UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara", dan "Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggungjawab, serta berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Dengan kata lain, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk mindset positif, karakter yang baik, dalam rangka mendukung terbentuknya budaya yang dapat dibanggakan.
          Dengan upaya yang dilakukan pihak sekolah seperti itu, apakah tujuan pendidikan akan tercapai? Tidak salah kalau generasi yang terbentuk juga menjadi generasi instant yang santai, serba ingin hasil cepat, kurang menghargai proses dan jauh dari akhlak mulia. Wallahu'alam. 
       Walaupun tidak seluruhnya, tapi berbagai kejadian yang kita lihat sehari - hari cukup menunjukkan hal tersebut. Perkelahian pelajar, membolos, berbohong, pergaulan bebas (yang ditunjukkan dengan meningkatnya siswi hamil di luar nikah), sikap hedonis dengan jor - joran terhadap sesuatu yang bersifat kebendaan, dan lain -lain masih banyak lagi. 
       Selain guru, orang tua juga sering ikut memperparah dalam pembentukan karakter ini. Memanjakan anak dengan barang - barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan hanya dengan alasan kasihan, nanti anak minder karena tidak memiliki benda - benda terkini seperti yang dimiliki teman - temannya. Mindset semacam itu tentunya karena dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya. Orang tua yang bermental tangguh tidak akan punya pemikiran semacam itu. 

           
             Aku jadi teringat pengalamanku sendiri. Enam tahun menjadi koordinator pembuat soal Lomba Cerdas Cermat Dokter Kecil tingkat Kabupaten, hampir setiap tahun selalu dikejar - kejar oknum guru yang menghendaki bocoran soal. Tentu saja tujuannya kejuaraan. Kejuaraan, angka kelulusan tinggi menjadi tujuan utama dan bukan proses. Murid "dimudahkan" dan berbagai cara dilakukan. Antara murid dan guru juga sering ada kode - kode tertentu saat lomba berlangsung, dengan maksud membantu. Membantu dengan cara yang tidak benar.
         Akhirnya, aku dan mungkin banyak orang tua lainnya menjadi was - was bila harus memasukkan anak ke sekolah. Favorit bukan lagi menjadi ukuran, tapi lebih pada pendidikan budi pekerti yang diberikan. Walaupun kecerdasan intelektual tetap diperhatikan, tapi pembentukan karakter dalam rangka mewujudkan attitude yang baik lebih diutamakan. Juara olimpiade mapel, angka kelulusan tinggi, juara kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi individual maupun kelompok siswa, akhirnya menjadi bonus dan hadiah yang manis karena murid - murid yang bermental tangguh, berdaya juang tinggi, berperilaku terpuji menjadi hal yang utama di sana. ADAKAH SEKOLAH SEPERTI ITU?
        Mari wujudkan tujuan pendidikan dengan mulai mengurangi memberikan "kemudahan" kepada para siswa. Kita do'akan anak - anak kita menjadi anak - anak shalih dan shalihah yang akan menjaga bangsa, negara, keluarga dan agamanya dari kerusakan. Aamiin.....
Ini demi generasi mendatang dan demi kejayaan negara Indonesia. #sigh (ketinggian ya? he he he...)



Saturday, April 14, 2012

MAKAN SIANG SERIBU LIMA RATUS RUPIAH?

          Hari gini ada makan siang seribu lima ratus rupiah? Kalaupun ada, makan siang makan macam apa? Bagaimana kualitasnya? Dan sebagainya... Gak salah si, kalau ada pertanyaan semacam itu di jaman segala macam harga harus "menyesuaikan", kata yang lebih halus untuk naik alias melambung tinggi. Apalagi bila pertanyaan itu dilontarkan oleh teman - teman di kota. Dalam pikiran mereka, paling nasi kucing.

Gambar. Cukup Rp 1.500,00 saja! 
          Tapi kenyataannya, ada kok. He he he.... tapi jangan mencari di kota ya? 
         Alkhamdulillah, aku harus bersyukur tinggal di Kabupaten alias desa, di mana untuk hal - hal yang bersifat lokal, tentu saja masih sangat terjangkau. Apalagi sebelumnya aku sempat tinggal di kota yang biaya hidup sehari - hari lumayan menguras gaji. 
        Di sini, aku masih bisa makan siang di kantor hanya dengan seribu rupiah atau seribu lima ratus rupiah. Tentu saja jangan bayangkan itu adalah makanan mewah. Tapi dari kualitas (kandungan gizi dan kebersihan) maupun kualitas, lumayan untuk sebuah makan siang. 
         Pilihan pertama yang aku suka untuk makan siang murah meriah ini adalah nasi merah dengan kelengkapannya. Nasi merah? Yup! Di sini masih mudah untuk mendapatkan nasi merah siap santap. Kalau kita mau jalan ke pasar, biasanya dijajakan keliling oleh mbok - mbok bakul tenongan. Kita tinggal bilang saja sesuai keinginan, maka akan dibungkuskan pesanan kita dengan bungkusan daun pisang. (nature!)
          Sebungkus nasi merah dengan urap sayur, ikan asin bisa diperoleh cukup dengan seribu rupiah. Nasi merahnya sekitar 200 gram, dua potong ikan asin, urap sayur dan kering tempe. Cukup kenyang kan? Ditambah lima ratus rupiah bisa mendapatkan lauk tambahan berupa tempe, tahu goreng atau telur dadar. Aku sendiri lebih suka menambahkan kerupuk. He..he..he... (orang jawa)
        Kalau bosan dengan nasi merah, bisa pilih nasi putih, nasi leye atau nasi jagung. Pilihan yang bervariasi, sehingga tidak akan terpaku hanya pada nasi putih saja. Pilihan sayur dan lauk lainnya juga ada, seperti sate telur, baceman dan gorengan lainnya. Pokoknya murah meriah dan bagi yang sedang menjalankan program diit, sepertinya cocok. Tak terlalu banyak dan Insya Allah sehat.
          Walaupun begitu, untuk makan siang sebenarnya aku lebih suka membawa dari rumah. Jelas lebih terjamin kualitasnya. He..he..he..

LUMPIA PISANG COKLAT

          Anak - anak suka lumpia. Biasanya dibuat dengan isi rebung. Tapi lama - lama bosan juga bila isinya hanya itu - itu saja. Di hari libur, biasanya aku banyak waktu untuk membuat camilan ini. Isinya kuganti dengan pisang dan coklat. Ternyata mereka sangat suka. Membuatnya gampang sekali. Dicoba ya...

Gambar. Lumpia Pisang Coklat
Bahan - bahan yang diperlukan :
  • 10 lembar kulit lumpia siap pakai ( kalau mau telaten, membuat sendiri juga mudah kok)
  • 3 buah pisang kepok matang, iris dadu kecil
  • mentega untuk menumis
  • garam secukupnya
  • 2 sendok makan gula pasir
  • meisyes secukupnya
  • bubuk kayu manis secukupnya
  • minyak goreng
Cara membuatnya :
  • lelehkan mentega dalam wajan anti lengket
  • masukkan potongan pisang, gula pasir dan garam, aduk sampai gula leleh dan pisang matang
  • angkat, sisihkan
  • ambil selembar kulit lumpia, taruh 1 sendok makan adonan pisang di atasnya
  • tambahkan 1 sendok makan meisyes, ratakan
  • taburkan kayu manis bubuk di atas adonan pisang dan meisyes
  • bungkus adonan seperti membungkus lumpia
  • goreng dalam minyak sedang sampai berwarna coklat keemasan (matang)
  • angkat, tiriskan si atas kertas minyak
  • hidangkan selagi hangat
  • bila suka, saat menghidangkan bisa ditambahkan coklat masak leleh atau susu kental manis dengan taburan keju cheddar parut...
Hmmmmm......

SERABI TELUR

          Ini sebenarnya serabi biasa yang dibuat dengan tepung beras, hanya dengan menambahkan topping berupa telur ayam diatasnya. Sama seperti serabi bertopping yang banyak kita temukan di kaki lima, tapi kali ini kita akan membuatnya sendiri. Membuatnya sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Paling enak dimakan pagi hari dengan secangkir kopi atau teh....

Gambar. Serabi telur home made

Bahan - bahan yang dibutuhkan :
  • 250 gram rata tepung beras (usahakan yang baru)
  • 1/2 butir kelapa muda, diparut
  • 450 cc santan dari satu butir kelapa
  • garam secukupnya
  • telur ayam secukupnya (telur ayam kampung atau negeri sesuai selera) dan kalau suka bisa diganti telur bebek (agak amis)
Cara membuatnya :
  • campur tepung beras, kelapa muda dan garam, uleni sampai rata
  •  tuang santan yang sudah dipanaskan sedikit - demi sedikit sambil adonan dipukul - pukul dengan tangan sampai tercampur rata
  • panaskan wajan cetakan serabi (yang terbuat dari tanah) di atas kompor
  • olesi wajan dengan minyak atau mentega
  • tuang 1 sendok sayur adonan ke dalam wajan yang sudah panas
  • tunggu sampai terjadi gelembung - gelembung kecil
  • pecahkan satu butir telur ayam di atas adonan dan tutup wajan, panggang sampai serabi dan telur matang
  • angkat dan hidangkan selagi hangat
Selamat mencoba!